Pejuang Cuci Darah di masa pandemi
Semarang 14 Agustus 2021. Pak Anggi dan bu Desy berasal dari Klaten. Beliau sebelum pindah semarang, bekerja sebagai penjual sandal. Setiap harinya keliling menjajakan dagangan, ke taman kota, alun-alun, seringkali ke lokasi CFD (car free day), yang ada di sekitar kabupaten Klaten. Istrinya, bu Desy mengalami sakit asma akut. Karena sering minum obat dari dokter, akhirnya mengakibatkan gagal ginjal. Sudah sekitar 2 tahun ini, bu Desy menjalani cuci darah. Dulu ketika masih di Klaten, dengan dana tabungan yang ada, beliau masih dapat berjuang sendiri, sambil jualan sandal. Ketika PPKM sudah diberlakukan, dagangan mulai sepi, biaya pengobatan harus ada tambahan untuk Rapit Tes, akhirnya tabungan semakin menipis. Pada bulan Juli 2021, bu Desy di rujuk pengobatannya ke RS Sultan Agung Semarang. Di kota lumpia ini beliau ngekos, karena tidak ada saudara di Semarang. Setelah dapat tempat kos, beliau mulai kebingungan, kehabisan uang tabungan, karena harus dipakai bayar kos, konsu...